Kapan kita bertemu ya, Ummy? Mungkin pertemuan pertama kita saat aku menemukan gimana caranya untuk menghasilkan di internet lewat tulisan di Annida Online. Kita bertemu di sana, Ummy. Terhubung lewat tulisan, lewat bait-bait kata. Sempat ada tulisanmu dan tulisanku terhubung. Antara penulis dan redaktur. Kita tak pernah tahu lewat hubungan itu akan tumbuh benih benih kasih.
Ummy... aku kagum padamu. Aku stalking-stalking tentang statusmu di sosial media. Ku duga kau adalah seorang yang baik dan lucu. Dari status statusmu aku bersimpulan seperti itu. Lewat tulisan kau bisa membuat orang lain tersenyum, tertawa. Hei, tulisanmu menggerakkan orang lain, Ummy. Malah ini bagian yang paling sulit mungkin saat aku di Annida. Aku yang redaksi ini tidak pernah atau belum pernah berhasil menembus rubrik cerpen ngocol. Ah, mungkin aku tidak sepandai dirimu dalam bercerita dan membuat orang tersenyum, Ummy.
Aku melihatmu setelah serangkaian kegagalan. Aku ingin mencoba naik level proses gitu, Ummy. Aku tidak mau ada ketidakbaikan atau kesalahan dalam proses kita berkenalan. Aku merasa sudah cukup baik, Ummy. Aku bisa menjaga walaupun belum maksimal. Aku merasa mendapat kesempatan terbaik saat mengenalmu. Walaupun entah kenapa, keseriusanku belum cukup waktu itu.
Ummy... selamat berpisah. Bye bye. Ini saatnya aku mengenangmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar