Senin, 14 September 2015

Kenangan Ini Sudah Tidak Membunuhku

Ummy...

Kemarin rasanya aku ingin mati, seperti orang bangkrut gagal menemukan cara menghasilkan uang di internet. Kenapa aku ingin mati? Karena aku tersiksa mengenangmu. Mengetahui kau sudah tiada, memahami kisah indah kita hanya berakhir di sini. Seperti sepasang kekasih yang belum mengucap akad, tidak sampai di kamar pengantin. Walaupun aku sudah dianggap seperti anak oleh Ibumu sendiri. Sekalipun Tante Fanny sudah menganggapku jodoh yang tepat untukmu. Lucu juga mengapa dia bicara seperti itu. Karena katanya aku mirip denganmu, seperti kakakmu sendiri, Ummy. Katanya bentuk gigi kita sama. Aku jadi tertawa dibuatnya.

Ummy... gimana kabarmu di sana? Semoga nikmat yang kau dapatkan yaa. Aku sesekali masih berdoa untukmu. kini.... mengenangmu sudah tidak sakit lagi. Aku bisa menceritakan segalanya dengan perasaan lega. 

Segala puji bagi Allah...

Aku juga sekarang belajar mengikuti jejakmu, Ummy. Rajin solat subuh di mesjid. Aku memaksa tubuh ini. Untuk tinggal bareng Afilin, seseorang yang sudah terbukti istiqomah untuk solat di mesjid. Berjamaah... terutama subuh. Walaupun ya sesekali kami berdua telat bangun dan akhirnya solat subuh di rumah saja.

Ummy... Kenangan ini sudah tidak membunuhku lagi.

Terima kasih atas segala hal yang kita lalui bersama. Walaupun kita tak pernah benar-benar bersama. Karena kau tahu... jarak waktu yang memisahkan ini. Kini dunia jualah yang memisahkan kita. Selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar